Dalam suasana pernikahan Barat yang khidmat namun romantis, di samping pertukaran cincin yang mengharukan dan janji yang tulus, sebuah upacara yang disebut "Lilin Persatuan" diam-diam mendapatkan popularitas sebagai simbol cinta yang semakin dipilih oleh pasangan modern. Lilin ini, yang melambangkan penyatuan dua individu dan komitmen abadi mereka, menyaksikan peningkatan cinta dan penggabungan dua keluarga dalam cahaya lembutnya yang berkedip-kedip.
Lilin Persatuan tidak berakar pada ritual keagamaan kuno, melainkan mewakili tradisi pernikahan yang relatif modern. Ia tidak berasal dari teks-teks Alkitab atau tulisan-tulisan apostolik, tetapi secara bertahap mendapatkan popularitas dalam pernikahan Protestan Amerika selama paruh kedua abad ke-20.
Meskipun tidak ada catatan pasti tentang asalnya, beberapa orang berpendapat bahwa kemunculan upacara Lilin Persatuan dalam serial televisi Amerika tahun 1981 General Hospital mungkin telah berkontribusi pada adopsi luasnya. Pengaruh televisi tidak dapat diremehkan, karena ia memperkenalkan ritual romantis dan simbolis ini kepada khalayak umum, menginspirasi aspirasi untuk cinta dan kehidupan keluarga yang indah.
Dr. Michael Portelli dari Australia juga dikreditkan dengan mengembangkan konsep "Lilin Pernikahan". Pada tahun 1980-an, ia menggabungkan ritual ini ke dalam pernikahannya sendiri: ibu dari pengantin wanita dan pengantin pria masing-masing menyalakan lilin yang mewakili keluarga mereka masing-masing, setelah itu pasangan tersebut menggunakan lilin keluarga ini untuk menyalakan "lilin pernikahan" tunggal yang melambangkan persatuan mereka. Upacara ini mewakili dua individu independen dari keluarga yang berbeda menjadi satu melalui pernikahan.
Simbolisme paling langsung dari Lilin Persatuan mewakili penyatuan dua individu dalam pernikahan. Ini menandakan dua kehidupan independen yang menjadi terjalin saat mereka menciptakan masa depan baru bersama. Di luar makna utama ini, ia dapat membawa konotasi yang lebih dalam:
Upacara Lilin Persatuan biasanya melibatkan tiga lilin: dua lilin lancip tipis yang mewakili pengantin wanita dan pengantin pria, dan satu lilin pilar yang lebih tebal yang mewakili persatuan mereka. Upacara dimulai dengan menyalakan dua lilin lancip, biasanya oleh pria terbaik dan pengiring pengantin. Pasangan itu kemudian masing-masing mengambil lilin mereka yang menyala dan bersama-sama menyalakan lilin pilar tengah.
Dalam beberapa variasi upacara, kedua orang tua berpartisipasi dengan pertama-tama menyalakan lilin yang mewakili keluarga mereka masing-masing. Pasangan itu kemudian menggunakan lilin keluarga ini untuk menyalakan lilin individu mereka sebelum akhirnya menyalakan Lilin Persatuan bersama-sama. Variasi ini menekankan integrasi dan restu keluarga.
Setelah upacara, ada pendekatan yang berbeda untuk menangani dua lilin lancip yang mewakili pasangan:
Sementara upacara Lilin Persatuan semakin populer dalam pernikahan modern, ia tetap menjadi tradisi yang relatif baru yang awalnya bukan bagian dari praktik gereja. Oleh karena itu, beberapa gereja tidak mengizinkan penyertaannya dalam upacara pernikahan. Pasangan yang ingin menggabungkan Lilin Persatuan dalam pernikahan gereja harus berkonsultasi dengan pendeta mereka tentang peraturan khusus.
Upacara pernikahan Katolik secara tradisional tidak menyertakan Lilin Persatuan. Tradisi Katolik berpendapat bahwa menerima komuni mewakili inti dari persatuan Kristen, dan rubrik pernikahan Katolik terbaru tidak menyebutkan Lilin Persatuan. Akibatnya, banyak keuskupan Katolik tidak mengizinkan penyertaannya dalam upacara pernikahan.
Meskipun Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat belum secara eksplisit melarang Lilin Persatuan dari upacara pernikahan, ia juga tidak mendorong praktik tersebut. Konferensi mencatat bahwa sebagian besar kebijakan keuskupan tidak melarang kebiasaan tersebut tetapi merekomendasikan untuk melakukannya selama resepsi pernikahan sebagai gantinya, karena upacara itu sendiri sudah berisi banyak elemen yang melambangkan persatuan.
Upacara Lilin Persatuan juga bukan bagian tradisional dari pernikahan Anglikan, dengan penyertaannya diserahkan pada kebijaksanaan pendeta yang memimpin.
Di luar Lilin Persatuan, pernikahan kontemporer menawarkan berbagai pilihan upacara lainnya untuk mengungkapkan komitmen pasangan:
Saat memilih upacara pernikahan, pasangan harus mempertimbangkan beberapa faktor:
Pada akhirnya, pasangan harus memilih upacara yang benar-benar mengungkapkan perasaan mereka, menjadikan pernikahan mereka pengalaman yang tak terlupakan.